SINARBANTEN.COM, Jakarta – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kemungkinan tidak akan mendapatkan subsidi. Hingga kini belum ada usulan subsidi untuk Kereta Cepat.
“Nggak ada, sementara ini belum (dapat subsidi). Jadi kan kalau LRT memang ada Perpres-nya, kalau KCIC so far belum ada (usulan),” ujar Tiko ditemui di JCC Senayan, Rabu (23/8/2033).
Soal kepastian tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pihaknya masih berdiskusi intens dengan Kementerian Perhubungan selaku regulator utama perkeretaapian di Indonesia.
“Tiket terus terang belum (ada ketetapan), itu nanti kewenangan Kemenhub-lah, lagi diskusi belum finalisasi setelah ini selesai kita diskusi,” kata Tiko.
Potensi Tiket Rp 250.000
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) diusulkan Rp 250.000 selama tiga tahun. Tarif ini adalah tarif diskon.
“Tarif kita usulkan ke Kementerian Perhubungan ya, tiga tahun ini diusulkan untuk diskon tarif Rp 250.000, sama seperti Kereta Api Argo Parahyangan. Biar penumpang memilih apakah kereta cepat, mereka yang mau cepat. Mungkin yang sesuai perjalanannya dengan KAI silahkan pakai KAI. Rp 250.000 itu untuk kelas II ya,” katanya ditemui di Stasiun Halim Kereta Cepat Jakarta Bandung, Jakarta Timur, Sabtu (12/8/2023) yang lalu.
Namun, dia enggan memberikan keterangan sebenarnya berapa harga normal dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut. Dia hanya menegaskan bahwa harga tersebut dinilai sudah ideal.*[ Redaksi SB ]