BMKG Himbau Masyarakat Agar Lebih Hemat Air

SINARBANTEN.COM, Jakarta – Plt. Deputi Bidang Klimatologi, Dodo Gunawan menyampaikan bahwa puncak musim kemarau baru akan terjadi pada awal bulan Maret 2024. Dimana upaya peningkatan hemat air, menurutnya, perlu digencarkan, karena masih harus menunggu beberapa bulan hingga memasuki musim hujan.

“Sebagaimana diprediksi BMKG, pada bulan Maret 2024 adalah puncak musim kemarau. Tingkatkan hemat air, karena masih harus menunggu beberapa bulan memasuki musim hujan,” ujarnya, Rabu (23/8/2023).

Sementara itu, Dodo mengaku BMKG kesulitan untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau membuat hujan buatan. Sebab, dalam melakukan operasi TMC ada syarat dan kondisi tertentu yang harus dipenuhi, diantaranya kandungan uap air di udara dan perlu dilakukannya pengamatan.

“Biasanya waktu yang masih memungkinkan adalah di akhir-akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Saat ini sebagian besar daerah sudah tengah-tengah musim kemarau, termasuk Jakarta, yang kemungkinan tidak memenuhi syarat untuk operasi TMC,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dodo menyebut peningkatan polusi udara yang belakangan ini terjadi disebabkan karena saat ini Indonesia telah memasuki musim kemarau. Pada musim kemarau, jelasnya, polusi udara dapat meningkat karena tidak banyak hujan dan polutan yang tidak tercuci, sehingga tetap berada di udara.

“Pada musim kemarau polusi udara dapat meningkat karena tidak banyak hujan dan polutan tidak tercuci, sehingga tetap berada di udara,” terang dia.

Sementara itu, Dodo menyebut BMKG baru bisa mengeluarkan prakiraan musim hujan pada Agustus atau awal bulan September 2023. Dimana musim hujan setiap daerahnya, kata dia, tidak akan serentak sama. *[ Redaksi SB ]