Penyebab Dibalik Munculnya Fenomena Wisuda Sekolah

SINARBANTEN.COM, Malang — Di medsos emak-emak sudah ramai memperbincangkan pelaksanaan wisuda di tingkat SMA hingga TK. Bahkan ada yang pro dan kontra. Hingga masalah ini sama ke Menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim. Mereka meminta pak menteri meniadakan acara wisuda di tingkat SMA hingga TK.

Bukan hanya emak-emak, sosiolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Vina Salviana Darvina Soedarwo turut memberikan pandangan tersendiri.

Menurut Vina, kondisi tersebut jika dikaitkan dengan sosiologi ada yang disebut sebuah interaksi simbolik. Interaksi ini terjadi karena terdapat interpretasi atas simbol-simbol.

“Nah, simbol-simbol itu biasanya bentuk bahasa tetapi simbol itu juga bisa seperti kita melihat atribut gitu,” kata Vina, Sabtu (17/6/2023).

Ketika orang sudah selesai studinya dari perguruan tinggi, maka atribut-atribut yang digunakan wisuda seperti toga dan sebagainya melambangkan dia sudah selesai di pendidikan tinggi. Hal ini berarti atribut itu melekat pada wisudawan yang menggunakan toga. Menurut Vina, cara ini menunjukkan bahwa statusnya sudah naik menjadi high educated.

Wisuda di ranah perguruan tinggi, menurut Vina, tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi negara-negara lainnya. Situasi ini membuktikan atribut dalam wisuda sama-sama ditunjukkan bahwa ada perubahan status pada seseorang. Jika dilihat dari stratifikasi sosial, maka berarti dia sudah dalam ukuran berpendidikan tinggi.

“Lalu mengapa kemudian itu muncul di SMA, SMP, SD bahkan TK? Ini saya rasa sebagai bentuk imitasi. Imitasi dalam konsep sosiologi itu meniru yang high education,” jelasnya.

Menurut Vina, imitasi itu selanjutnya diadopsi di SMA lalu terus ke tingkat TK. Kondisi ini menunjukkan terjadi imitasi yang luar biasa mengenai perayaan atas perubahan status pendidikan yang lebih tinggi.

Di sisi lain, Vina juga menyinggung perihal makna pendidikan dasar di Indonesia sesungguhnya hanya sampai SMP. Artinya, pendidikan sembilan tahun hingga tingkat SMP merupakan hal wajib yang perlu dilaksanakan masyarakat. Merujuk nilai wajib tersebut, Vina menilai tidak perlu ada wisuda di tingkat pendidikan dasar karena stratanya terlalu sederhana.

Dibandingkan pendidikan dasar, Vina justru tidak mempermasalahkan apabila wisuda dilaksanakan di tingkat SMA. Namun pelaksanaannya mungkin diharapkan agar atributnya tidak sama dengan perguruan tinggi.*[ Redaksi SB ]🙏🙏