Apa Itu Etilen Oksida (EtO)?

SINARBANTEN.COM, Serang – Belakangan geger soal produk indomie dari Indonesia di Taiwan-Malaysia ditarik dari pasaran lantaran mengandung etilen oksida (EtO) pemicu kanker.

Beberapa produk teh dari Indonesia juga sempat mengalami penolakan ekspor lantaran terdapat temuan senyawa turunannya yang dianggap sebagai residu pestisida 2,6-diisopropilnaftalena (2/6-DIPN) dan 9,10-antrakinon (9,10-AQ).

Dikutip dari Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ditolaknya produk Indonesia di negara lain lantaran keberadaan EtO, 2-CE, 2,6-DIPN, dan 9,10-AQ dianggap sebagai residu pestisida yang melebihi batas maksimal yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor.

EtO merupakan senyawa kimia yang di beberapa negara umumnya digunakan di industri, baik sebagai bahan baku untuk sintesis etilen glikol maupun sebagai zat atau bahan sterilisasi untuk alat medis. Selain itu, senyawa ini juga digunakan sebagai pestisida (fumigan) untuk post harvest handling komoditi pangan

Adapun munculnya isu EtO pada pangan olahan yang dimulai di Eropa diawali dengan penggunaan senyawa tersebut untuk mengatasi kontaminasi Salmonella pada biji wijen dan olahannya dari India.

Berdasarkan informasi dari data Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF) tahun 2001-2020, terdapat 658 notifikasi kontaminasi Salmonella pada biji wijen. Salmonella dapat mencemari biji wijen mulai dari budidaya, penyimpanan, pengolahan pasca panen, kontaminasi silang, air yang terkontaminasi, dan proses produksi yang tak sesuai standar higienitas. *[ Redaksi SB ]🙏🙏