SINARBANTEN.COM, Lebak – Tidak hanya diminati oleh masyarakat Indonesia, ternyata kulit melinjo dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten juga diminati oleh masyarakat Rusia. Negeri Beruang Merah itu meminta pasokan satu kontainer setiap satu minggu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten Babar Suharso mengatakan, permintaan pasar internasional untuk kulit melinjo saat ini sangat tinggi.
Sedang dijajaki penjualan ke Rusia. Sudah pernah (memenuhi permintaan) tiga kontainer dan itu pun volumenya masih kurang. Kemarin yang dipenuhi itu (permintaan) satu kontainer per minggu. Sudah terkirim cuma pelaku ekspor meninggal dunia jadi ini lagi reposisi,” jelas Suharso, Senin, (14/10/2019).
Menanggapi peluang tersebut, terang Suharso, pemprov tentunya ingin mulai serius menggarapnya. Langkah pertama yang akan dilakukannya adalah membangun sistem distribusi melinjo. Itu akan didahului dengan persiapan dari hulu berupa perkebunannya.
Dari hulunya, dari kebunnya dulu dijamin berapa hektare dan dijaga betul. Melinjo ini di daerah kita kaya kebun liar pohonnya, jadi bukan budidaya khusus dan artinya belum dijadikan andalan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dipaparkannya, aspek lain yang akan dibenahi adalah dari kesiapan para petani atau perajin kulit melinjo. Perlu adanya melibatan petani dan perajin melinjo agar pengemasan dan volume produk bisa terjaga.
Ngumpulin melinjo satu kontainer dalam satu waktu itu pasti melibatkan ratusan perajin emping. Jadi pengumpulannya ini yang perlu tersistem. Jadi sistem produksi perajin emping hasilnya berapa per kilo per hari, kalau sudah jelas baru kita bisa menyanggupi order per minggu berapa ton dan sebagainya,” paparnya.
Selanjutnya, kata dia, perajin kulit melinjo juga harus diberi pelatihan khusus agar produk yang akan diekspor terjamin. Pemprov juga tentunya akan melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Agrobinis yang ditargetkan sudah terbentuk pada 2020.
Menurutnya, perusahaan plat merah itu bisa berperan dalam pengadaan tempat penyimpanan atau pengumpul produk sebelum diekspor.
Kita juga kerja sama dengan Balai Karantina (Pertanian). Mau membina perajin emping supaya ngupasnya bagus, bersih, kan kalau enggak bersih cepat busuk. Mungkin ini pembinaan teknis, pelibatan perajiannya diperbanyak,” terangnya.
Ia menegaskan, persiapan akan dilakukan sebaik mungkin agar pemenuhan komoditas ekspor itu tidak bermasalah ke depannya.
Kalau terkontrak ekspor, kalau musim kemarau enggak bisa jadi halangan. Kemarin jagung terkendala, sawah juga,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Tabrani menuturkan, dari pihaknya akan mencoba mendorong penanggulangan UMKM lainnya yaitu pemasaran. Terlebih, di era teknologi informasi seperti saat ini pemasaran dengan cara konvensional semakin sulit.
UKM tidak bisa lagi memasarkan produk secara konvensional, hanya dagang dari warung ke warung, toko ke toko atau dia titipkan secara offline. Jadi di era tekonologi informasi orang hidupnya itu kalau saya boleh katakan, orang sudah sangat brergantung kepada teknologi informasi,” katanya.
Lalu Tabrani menambahkan, supaya bisa terus bersaing, mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang itu mengajak pelaku UKM untuk bisa ikut memanfaatkan kemajuan teknologi. Sementara untuk kendala lainnya seperti permodalan pihaknya sudah bekerja sama dengan pihak perbankan agar prosesnya dipermudah. *[ YM ] ??