Hadir di ICMI, EMBAY: Sejak Dahulu Warga Banten Sudah Menerima Keberagaman

SINARBANTEN.COM, Serang – Saat menghadiri seminar nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Banten dengan tema, NKRI dan Pancasila Harga Mati, Selasa (27/8/2019), tokoh Banten Embay Mulya Syarif mengatakan, Provinsi Banten dengan simbol Keraton Banten sudah sangat familiar dengan kebhinekaan dan kemajemukan, hal itu harus terus dipertahankan dengan terus mengamalkan Pancasila.

“Hal tersebut dapat dilihat pada situs Banten lama bagaimana di sana ada kelenteng (Vihara Avalokitesvara Banten), ada kampung Kebalen kampungnya orang Bali, ada kampung Bugis, ada kampung Dermayon ada kampung Garut itu namanya akulturasi budaya,” paparnya.

Mantan Cagub Banten ini melanjutkan, sudah sangat jelas sekali kemajemukan dan kebhinekaan di Banten sebagaimana disimbolkan melalui menara Banten dan itu merupakan perwujudan dari abu Kelenteng yang diperbesar.

“Menara Banten itu juga kan arsitekturnya dari Cina dan dibuat segi delapan dari Budha mengartikan delapan penjuru angin atap tumpang lima di masjid itu kan Hindu, tandu di masjid agung ada namanya Tiyamah itu kan dari Eropa jadi buat kita di Banten itu sudah enggak aneh kemajemukan dan kebhinekaan itu,” ujarnya.

Sementara saat disinggung tentang adanya kelompok yang menginginkan adanya khilafah di bumi Nusantara, Embay menuturkan bahwa negara Islam itu tidak ada yang baku.

“Lihat Mesir itu republik namanya Al- Jumhuriyah namanya islami kan Saudi kerajaan, Yordania kerajaan, Brunei Darussalam kerajaan, Malaysia kerajaan, kita (Indonesia) republik semua islami dan kita sudah punya kesepakatan jadi otomatis tertolak sistem khilafah di Indonesia,” katanya.

Kata Embay tidak ada yang bisa membongkar kesepakatan kecuali yang membuat kesepakatan sementara yang membuat kesepakatan sudah wafat semua, jadi kita tinggal menjaga amanah itu menjaga kesepakatan itu.
Menghianati kesepakatan itu hina dan dilarang dalam ajaran Islam.

“HTI dari negaranya saja sudah diusir. Malah di Yordania tempat lahirnya HTI juga dilarang dan diusir. Selain Pancasila, sistem yang lain yang tidak ada kesepakatan dulu yang dibangun oleh orang tua kita akan tertolak. Jadi Pancasila sudah final,” pungkasnya. *[ AA ] ??