BMKG Akan Pasang Radar Mendeteksi Gempa Bumi di Pandeglang dan Serang

SINARBANTEN.COM, Pandeglang – Untuk mengantisipasi dan memberikan early warning kepada masyarakat bila gempa terulang kembali, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya akan memasang radar dan alat pendeteksi dini gempa. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan menghadapi bencana alam.

“BMKG akan pasang radar, nanti kita pasangkan satu di Pandeglang di Tanjung Lesung dan satu di Kabupaten Serang. Selain itu, kita juga akan berikan sebanyak 70 alat pendeteksi dini gempa, nantinya itu akan disimpan di Kantor BPBD Pandeglang,” ucapnya, Kamis (15/8/2019).

Diharapkan adanya radar dan alat pendeteksi dini tersebut, masyarakat dapat menghindari bencana alam. Selain itu juga masyarakat diimbau untuk terus bersiap siaga.

“Jadi dari alat pendeteksi dini gempa bumi tersebut akan memberikan jangka waktu kepada masyarakat untuk mengevakuasi diri. Kalau seandainya sirine sudah dibunyikan, itu jangka waktunya sekitar sepuluh menit untuk menyelamatkan diri,” katanya.

Dengan penyalaan sirine, itu diberikan kewenangan kepada pemerintah daerah. Sehingga, kata dia, jika radar mendeteksi ada kenaikan gelombang dan ada gempa, pemkab bisa langsung memberikan imbauan melalui sirine.

“Kalau mekanismenya, nanti kan pemerintah daerah bisa menyalakan sirine. Hal itu tentu akan memberikan informasi, itu didapatkan dari pemberitahuan yang disampaikan radar dan pendeteksi dini gempa,” ucapnya.

Sebelumnya, BMKG menyerahkan satu alat deteksi dini gempa kepada Pemerintah Provinsi Banten, dalam acara Eskpedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) di Hotel Marbella Anyer, Rabu (14/8). Tes alat deteksi gempa itu bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian gempa bumi di wilayah tersebut.

Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan sistem baru deteksi gempa yang selama ini belum pernah terpasang di Indonesia. Namun, saat ini sistem baru tersebut masih dalam tahap uji coba. “Kita baru akan uji coba dan akan diletakkan di Provinsi Banten,” tuturnya.

Dengan sistem baru itu, diharapkan bisa ada jeda waktu 15-30 detik sebelum gempa terjadi bisa diketahui. Dengan demikian, jaringan listrik, gas, kereta cepat atau pabrik petrokimia bisa segera mematikan sistem sehingga tidak meledak.

“Jadi ketika gempa tidak terjadi ledakan atau kebakaran dan untuk tempat umum kita bisa siap-siap tinggalkan ruangan atau gedung. Ini sistem baru yang akan diuji coba,” katanya.

Ia mengatakan, peralatan deteksi dini gempa bumi ini tidak hanya dipasang di Banten. Namun, ada beberapa daerah lain seperti Sumatera Barat, Lampung, dan Jabar yang akan dipasang tahap awal ini. Tahun depan, alat tersebut akan dipasang di sepanjang destana.

“Kemudian di Nusa Tenggara dan pantai barat Sumatera juga. Negara lain juga baru pakai, karena perkembangan teknologi. 10 tahun lalu kita belum, Jepang dan Cina saja baru setelah tahun 2011 kesini eksperimen (alat deteksi dini gempa), mereka lebih dulu uji coba, sekarang kita,” tuturnya.

Untuk menanggulangi bencana gempa bumi, masyarakat diimbau segera lari ke tempat yang lebih tinggi atau panjat pohon apabila merasa ada guncangan yang dihitung sampai ke sepuluh tidak berhenti. “Tentunya pemda sudah siapkan jalur evakuasi tersebut. Tidak perlu tunggu sirine karena peringatan dini bisa terlambat daripada datangnya ancaman,” katanya.

Sebagai informasi, BMKG akan memasang radar untuk mendeteksi gelombang tinggi dan gempa bumi di dua titik di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. Selain akan memasang dua radar, BMKG juga akan memasang 70 alat pendeteksi dini gempa di seluruh wilayah Banten. *[ AM ] ??