Asuransi Tanaman Padi di Banten Kurang Diminati Petani

SINARBANTEN.COM, Serang – Asuransi usaha tanaman padi (AUTP) yang digulirkan oleh pemerintah di Provinsi Banten kurang mendapat perhatian dari para petani sehingga belum memenuhi target yang dicanangkan.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Banten Agus M Tauchid, mengatakan, selain penyuluhan terkait upaya peningkatan produksi dan pencegahan hama, pihaknya kini sedang gencar menyosialisasikan AUTP. Mitigasi bukan kita tidak melakukan sosialisasi. Kita memiliki asuransi dalam bentuk AUTP.

Kepesertaan dalam AUTP terbilang sangat penting, ungkap Agus, ketika tanaman padi mengalami puso atau gagal panen maka ada uang ganti rugi yang diterima petani. Meski demikian, tingkat kepersertaan AUTP masih minim. Dari target seluas 12.000 haktare pada 2019 baru 774,97 hektare yang tercover.

Adapun rinciannya, Pandeglang 562,32 haktare dan Kabupaten Serang seluas 212,65 hektare.

Lalu kami juga arahkan petani memiliki asuransi usaha tanaman padi (AUTP). Itu preminya Rp 36 ribu per hektare, kalau terjadi kegagalan, kekeringan, kebanjiran, hama, puso klaim asuransinya Rp 4 juta,” ungkapnya.

Tingkat kepersertaan tersebut masih minim dan kini pihaknya meningkatkan intensitas sosialisasi. Menurutnya, belum optimalnya AUTP dikarenakan belum semua petani mengetahui tentang program tersebut.

Tiga puluh enam itu itu dengan rokok lebih mahal rokok. Nah di sini proses edukasi yang dilakukan,” imbuhnya.

Peran AUTP semakin nampak dibutuhkan karena berdasarkan data per 2 Juli, terdapat 9.843 hektare lahan tanaman padi mengalami kekeringan. Secara umum sawah yang mengalami kekeringan terjadi di empat wilayah di Banten.

Pertama adalah Pandeglang seluas 9.019 hektare, rinciannya 5.403 hektare kategori ringan, 3.321 hektare sedang dan 295 hektare berat. Lalu Kabupaten Lebak seluas 455 hektare yang seluruhnya kategori ringan.

Kemudian Kabupaten Tangerang seluas 97 hektare dan seluruhnya masuk kategorinya ringan. Lalu Kabupaten Serang seluas 272 hektare dengan rincian 256 hektare kategori kekeringan ringan dan 16 hektare kategori sedang.

Kami terus mendata, cek ke lapangan siapa yang belum dan kami arahkan untuk ikut AUTP. 9.843 hektare yang kekeringan, tapi smapai saat ini belum ada laporan yang mengalami puso,” tuturnya.

Lebih lanjut dipaparkan Agus, meski sejumlah wilayah di Provinsi Banten mengalami kekeringan, Distan Banten 9.843 hektare tanaman padi kekeringan namun ketahanan pangan dijamin masih aman. Masyarakat diimbau tak merasa khawatir karena Banten memiliki banyak cadangan beras.

“Kami yakinkan tidak akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Banten. Walaupun berpengaruh kami yakin masih di bawah lima persen,” ujarnya.

Sebelumnya, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kabupaten Serang Tata Juarta mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait informasi cuaca.

Khusus untuk sawah yang mengalami kekeringan tapi dengan sumber air diharapkan bisa dilakukan upaya pengairan menggunakan alsintan. *[ AM ] ??