Akibat Buruknya Akses Transportasi, 6 Desa di Kabupaten Lebak masuk kategori rawan pangan

SINARBANTEN.COM, Lebak – Akibat masih buruknya akses transportasi mobilitas angkutan barang di wilayah Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak menyebabkan 6 desa di kecamatan tersebut masuk kategori rawan pangan.

Saat acara Rapat koordinasi (Rakor) pencegahan krisis pangan pada musim kemarau di Kecamatan Cigemblong beberapa hari lalu,
Kepala bidang Ketersediaan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Lebak Wismartoyo mengatakan, di Kecamatan Cigemblong terdapat enam desa yang sangat rawan mengalami krisis pangan. Enam desa yang masuk daerah rawan pangan yaitu, Desa Peucang Pari, Cikaret, Cikate, Cibungur, Mugijaya dan Desa Cigemblong.

“Kerawanan tersebut dipicu karena daerah itu merupakan daerah yang akses transportasi mobilitas barangnya yang masih sangat buruk. Sehingga, itu bisa memicu terjadinya kerawanan pangan, “ungkap Wismartoyo beberapa hari yang lalu.

Ada sejumlah indikator, Tambah Wismartoyo, yang menyebabkan desa dikategorikan sebagai desa yang rawan ketahanan pangan. Di antaranya, sedikitnya warung dengan jumlah keluarga serta akses jalan yang masih sedikit atau rusak. Sehingga, hal itu tentu sangat menyulitkan mobilitas pengiriman barang pangan.

“Kondisi musim kemarau yang sekarang ini berlangsung juga menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah dan berpotensi memicu kerawanan pangan,” ujarnya.

Atas dasar itu, kata dia, Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi sebagai upaya mencegah terjadinya krisis pangan. Bahkan, ke depan pihaknya akan mendistribusikan sumbangan berbentuk sembako desa yang berpotensi terjadi krisis pangan. “Kita akan antisipasi masalah krisis pangan melalui Rumah Pangan Kita (RPK),” ucapnya.

Sementara itu, Kepala desa (Kades) Peucang Pari, Kecamatan Cigemblong Sarhanah mengakui, penyebab desa yang dipimpinnya menjadi salah satu desa yang rawan krisis pangan disebabkan karena infrastruktur yang belum memadai.

”Kebanyakan rumah warga desa kami belum tersambung aliran listrik dan transportasi darat masih belum layak bagi kendaraan karena alami kerusakan. Jadi hal tersebut yang mengakibatkan desa kami masuk sebagai desa kategori rawan pangan, “pungkasnya. *[ AA ] ??