Karena Tak Efektif, Penerapan Kantong Plastik Berbayar Perlu Dikaji Ulang

SINARBANTEN.COM, Semarang – Untuk mengurangi limbah plastik yang selalu berdampak negatif terhadap lingkungan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)
menerapkan kantong plastik berbayar pada setiap Supermarket dan Minimarket di Indonesia.

Namun menurut Pakar Lingkungan Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi, menilai plastik berbayar seharga Rp200 yang tidak akan membuat calon pembeli kapok lantaran masih terlalu kecil.

“Kalau pandangan saya plastik berbayar Rp 200 masih terlalu kecil, tidak akan membuat orang kapok, mereka tidak apa-apa membayar,” ujar Sudharto, Rabu (20/3/2019).

Disebutnya, yang paling urgen sebenarnya adalah memperbaiki budaya dari manusianya agar tidak membuang sampah sembarangan. Sebagai individu wajib menyadari pentingnya menjaga lingkungan.

“Itu memang ide bagus untuk mengurangi sampah plastik. Namun yang paling manjur yakni dari kita, prilaku kita. Sebagai individu mulai sekarang, ketika belanja bawa tas sendiri mengurangi plastik, lalu prilakunya disebar kepada keluarga dan teman, kemudian menjadi gerakan sosial yang mampu memberi Kontribusi signifikan,” jelasnya.

Dikatakan, program bank sampah yang sudah berjalan sejauh ini cukup signifikan mengurangi sampah hingga 20% – 25%. Kegiatan ini cukup bagus dan bisa diteruskan, karena berbagai sampah bisa diolah menjadi barang yang bernilai jual.

Di samping kesadaran dari masyarakat, perusahaan juga memiliki tanggungjawab mengolah sampah dari hasil produknya. Ditambah sebagai produsen pun bisa membuat kemasan yang dapat didaur ulang dengan cepat, “pungkasnya. *[ SM ] ??