Pasca Tsunami, Tarif Hotel di Pandeglang Turun Hingga 50%

SINARBANTEN.COM, Pandeglang – Hingga sekarang ada sekitar 60 hunian hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengalami penurunan tingkat kunjungan hingga 90 persen. Hal ini merupakan dampak pasca bencana tsunami Selat Sunda yang terjadi Sabtu (22/12/2018).

Untuk itu, dengan sepinya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pandeglang membuat pengelola hotel harus putar otak, hingga berani membanting atau menurunkan harga sampai 50 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pandeglang Widiasmanto mengatakan, saat ini pemasukan dari sektor hunian merosot tajam. Soalnya, kata dia, saat normalnya tingkat kenaikan kunjungan hotel dalam satu tahun rata-rata mencapai 30 hingga 40 persen.

Namun demikian, tahun ini diprediksi hanya diangka tidak lebih dari 10 persen. Akibatnya tingkat hunian pun hampir tidak ada kunjungan dalam satu bulan terakhir.

“Saat ini kami ada Pandeglang Hot Deals untuk menarik kembali wisatawan ke Pandeglang. Hotel-hotel yang berada di kawasan destinasi banting harga penginapan hingga 50 persen. Bahkan beberapa di antaranya ada yang lebih dari setengah harga,” kata Ketua PHRI Pandeglang Widiasmanto, Selasa (5/2/2019).

Dikatakan Widi, lebih dari 60 hotel yang tergabung dalam PHRI yang berada di sepanjang kawasan Carita hingga Sumur sudah memberlakukan program tersebut sejak Januari kemarin. Ia mengimbau supaya Pandeglang Hot Deals bisa berlaku hingga 6 bulan.

“Sudah berlaku sejak Januari. Saya prediksi Hot Deals ini akan berlaku sampai 6 bulan. Tapi ini bergantung masing-masing industri. Kami hanya mengimbau supaya ada upaya menarik wisatawan,” tuturnya.

Ia menjelaskan, Pandeglang Hot Deals tidak cuma diberlakukan terhadap hotel yang tergabung dalam PHRI, namun penginapan lain pun dipersilakan untuk mengikuti jejak yang sama dengan besaran yang disesuaikan oleh masing-masing pengelola.

“Jika pun ada hotel yang tidak masuk anggota PHRI, silakan saja mengikutinya karena prinsipnya bagaimana kita bisa menarik sebanyak mungkin wisatawan bisa kembali menikmati wisata di Pandeglang,” ucapnya.

Menurut Widi, langkah ini diharapkan bisa menstimulus wisatawan agar tertarik kembali berlibur ke Pandeglang. Dengan begitu, ekonomi pariwisata di Pandeglang bisa normal kembali.

“Saya berharap orang Pandeglang berlibur ke Pandeglang, manfaatkan Hot Deals. Karena dulu tingkat okupansi 30-40 persen avarage year on year, rata-rata per tahun. Kalau ini per bulan pertama dan force majeur, paling tidak lebih dari 10 persen,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Asmani Raneyanti menyambut baik program PHRI tersebut. Karena, sudah semestinya pelaku wisata memberlakukan tarif murah untuk memancing wisatawan.

“Namun saya ingatkan pengelola hotel tetap mengedepankan kualitas dan pelayanan terbaik, supaya menimbulkan kesan positif di mata wisatawan,” tuturnya.

Menurut dia, adapun dengan pemberlakuan Pandeglang Hot Deals, Dispar Pandeglang sudah menggiring Kementerian Pariwisata untuk memanfaatkan program tersebut dengan menggelar berbagai eventnya di daerah terdampak tsunami.

“Dari Kemenpar juga sudah kami arahkan untuk menggulirkan anggaran dan program ke destinasi yang menjadi korban tsunami,” katanya.

Perlu diketahui,Pemkab Pandeglang sudah mengalokasikan kegiatan pariwisata selama tahun 2019, untuk diselenggarakan di destinasi yang menjadi korban gelombang tsunami. *[ HH ] ??