SINARBANTEN.COM, Jakarta – Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja, Sabtu (26/10/2024) di Jakarta mengatakan bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 memiliki tingkat kerawanan yang lebih rawan jika dibandingkan Pemilu.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Rahmat Bagja berpendapat, Pilkada 2024 ini dilangsungkan secara serentak di 37 Provinsi dan 508 Kabupaten/Kota. Bagja menilai, hal itu akan memberikan dampak timbulnya beragam isu di daerah-daerah masing, yang berpotensi menimbulkan persinggungan.
Sejumlah isu regional yang kerap timbul saat Pilkada, ialah isu putra daerah dengan non-putra daerah. Bahkan selain itu ia menjabarkan, dalam Pilkada juga kerap timbul isu hoaks bermuatan Suku, Agama dan Ras (SARA).
Sedangkan untuk Pemilu Presiden dan legislatif diungkapkan Bagja, potensi gesekannya tidak sebesar Pilkada. Hal itu dikarenakan, dalam konteks Pemilu Presiden dan legislatif, konsentrasi isunya secara nasional.
Dengan besarnya potensi kerawanan yang terjadi saat Pilkada 2024 ini, ia meminta jajarannya untuk siap mengantisipasi segala kemungkinan. Rahmat Bagja berharap dengan adanya MoU penandatanganan SKB 4 Lembaga, dapat menekan potensi gesekan dalam Pilkada 2024. *[ Redaksi SB ] 🙏🙏





























