SINARBANTEN.COM, Jakarta – Dalam temu media daring, Senin (23/9/2024) Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr Radityo Prakoso mengatakan bahwa berdasarkan penelitian, satu dari enam anak muda lebih memilih makanan cepat saji (fast food) dua kali dalam sehari.
Menurut Radityo, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak muda lebih memilih makan makanan cepat saji ketimbang makanan sehat.
Faktor tersebut adalah stress akademik, manajamen waktu yang buruk, kurang tersedianya opsi makanan sehat di luar sekolah. Hingga masalah kepraktisan menjadi alasan anak muda untuk makan fast food.
“Mengonsumsi makanan cepat saji dapat menginduksi terjadinya inflamasi dalam tubuh. Inflamasi berperan dalam pembentukan plak pada pembuluh darah dan menyebabkan risiko penyakit jantung,” jelasnya sebagaimana dikutip dari rri.co.id, Senin (23/9/2024).
Kadar garam yang tinggi pada makanan cepat saji juga akan meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Karenanya, ia berpesan, agar masyarakat menjaga pola makannya dengan gizi seimbang dan rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan jantung.
Dijelaskan, tren prevalensi penyakit jantung kini sudah bergeser kepada kelompok usia muda. Angkanya bahkan meningkat sebanyak dua persen setiap tahunnya di dunia.
“Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun. Sebanyak 2 persen setiap tahunnya,” kata Radityo. *[ Redaksi SB ] 🙏🙏





























