SINARBANTEN.COM, Jakarta – Di Indonesia, aksi premanisme bukanlah hal baru. Fenomena ini telah berlangsung sejak lama. Sehingga sampai sekarang premanisme menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya bagi warga, tapi juga bagi pelaku usaha.
“Aksi premanisme bukan hanya soal kejahatan. Namun juga mencerminkan kondisi perekonomian yang sedang terpuruk. Hal ini menyebabkan lowongan pekerjaan sulit dan mereka tidak kerja. Coba kalau mereka kerja, mana dia mau pergi palak-palak orang di pasar?,” kata Wakil Presiden periode ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, Senin (26/5/2025).
Jusuf Kalla atau sering dipanggil dengan JK menilai, perlambatan ekonomi Indonesia menyebabkan siklus negatif. Mulai dari penurunan daya beli yang menyebabkan produksi yang berkurang dan menyebabkan gelombang PHK.
“Daya beli turun, karena banyak PHK, dagang kurang baik, orang tidak ke restoran, orang tidak belanja, orang tidak beli mobil. Terjadi penurunan daya beli, kemampuan. Banyak anak yang tidak bisa bayar SPP-nya, karena orang tuanya mungkin PHK, itu efeknya berluas,” ujarnya.
Memberantas premanisme, jelas JK, tidak cukup hanya dengan penegakan hukum saja. Namun juga harus dilakukan perbaikan kondisi ekonomi agar masyarakat mendapat penghasilan dari pekerjaan yang layak.
“Maka dua-duanya kita harus atasi. Perbaikan ekonomi, efektifkan bangsa. Kemudian tentu, masalah kriminal harus diatasi,” tandasnya. *[ Redaksi SB ] 🙏🙏





























