SINARBANTEN.COM, Jakarta – Masyarakat Indonesia perlu tahu bahwa gejala COVID-19 subvarian Omicron JN 1 berbeda dengan varian sebelumnya. JN.1 bisa memunculkan gejala pada lidah atau yang disebut sebagai COVID Tongue. Dikabarkan bahwa banyak pasien terpapar mengaku bahwa lidah mereka terlihat tidak normal.
Adapun gejala pada lidah terkait COVID-19 (COVID Tongue) ditandai dengan pembengkakan atau peradangan pasca terinfeksi COVID-19. Beberapa pasien mungkin juga menyadari bahwa lidah mereka tampak lebih putih dan tidak merata dari biasanya.
Selain gejala tersebut, beberapa pasien juga mengalami gejala lain seperti kemerahan berlebihan, sensasi terbakar, mati rasa, pada tingkat tertentu di lidah.
Terkadang, benjolan atau sariawan juga bisa muncul pada pasien yang terpapar. Kemunculan sariawan ini biasanya perlu ditangani dengan obat-obatan agar membaik.
Menurut studi Zoe Covid, terdapat beberapa faktor yang dapat membuat sebagian pengidap COVID-19 mengalami gejala tersebut. Salah satunya karena respons imun pasien terhadap virus SARS-CoV-2.
Faktor lainnya, mungkin dipengaruhi oleh besarnya jumlah reseptor ACE pada mulut pengidap. Gejala pada lidah terkait COVID muncul karena jumlah virus SARS-CoV-2 yang menempel di reseptor-reseptor tersebut cukup tinggi.
Orang-orang yang mengalami gejala ini sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Hal ini dikarenakan pasien memerlukan obat tambahan untuk mengobati atau meringankan keluhan bengkak hingga radang pada lidah.
Belum Ditemukan di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI memastikan belum ada temuan varian JN.1, atau sublineage dari Omicron BA.2.86. Pemerintah melihat dominasi kasus dari pasien COVID-19 yang kembali melonjak masih disumbang varian EG.1 atau ‘Eris’.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu juga menegaskan sejauh ini belum ada varian JN.1.
“Belum kita temukan ya sejauh ini varian JN.1,” pungkasnya kepada awak media di Jakarta, Minggu (17/12/2023). *[ Redaksi SB ]🙏🙏





























