Omicron Akan Menjadi Varian Covid-19 Terakhir. Benarkah?

SINARBANTEN.COM, Jakarta – Saat ini beberapa negara mengklaim pengobatan dan penanganan pandemi Covid-19 sudah sangat baik. Dilihat dari semakin berkembangnya obat-obatan untuk pasien Covid-19, termasuk juga alat medis yang canggih untuk menangani penyakit infeksi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, Omicron digadang-gadang akan menjadi garis finish pandemi Covid-19 . Artinya, setelah gelombang Omicron berakhir, kondisi dunia akan membaik. Tapi, apakah Omicron memang akan menjadi varian Covid-19 terakhir?

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sampai saat ini belum bisa dipastikan apakah Omicron adalah varian terakhir Covid-19. Ia pun mengingatkan bahwa yang namanya mutasi adalah sifat alamiah virus.

“Virus itu punya sifat alami bermutasi. Tapi, mutasi yang terjadi pada virus bisa membahayakan bisa juga melemahkan si virus itu sendiri. Kami pastinya akan pantau terus situasi Covid-19 ini,” terang Siti Nadia, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, yang terpenting saat ini adalah terus menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan untuk masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi Covid-19 agar segera menuntaskannya. Upaya ini jauh lebih penting di situasi pandemi yang masih berlangsung hingga sekarang.

Sementara itu, ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menegaskan bahwa Omicron bukanlah varian terakhir Covid-19. Gelombang ketiga juga bukan gelombang terakhir pandemi Covid-19.

Tapi, ada kabar baik yang disampaikan Dicky, yaitu kondisi berikutnya akan lebih ringan atau dampak yang ditimbulkan akan semakin minim.

“Hal ini karena cakupan vaksinasi yang jauh sudah meningkat. Landscape imunitas yang terbentuk di Indonesia sudah cukup baik, artinya cakupan vaksinasi cukup merata di seluruh wilayah. Kondisi ini,” kata Dicky Budiman, Rabu (2/3/2022).

“Tapi, perlu dicatat oleh semuanya bahwa varian atau gelombang setelah Omicron ini tidak boleh dianggap hal yang tidak serius. Sebab, varian baru dan gelombang berikutnya akan menyasar daerah-daerah yang rawan karena cakupan vaksinasi dan deteksi kasusnya buruk,” jelas Dicky.

“Ingat, Indonesia itu negara yang luas dengan penduduk yang sangat banyak. Banyak pulau atau kabupaten/kota yang penanganan pandeminya masih belum maksimal dan wilayah tersebut yang akan terdampak di fase setelah Omicron ini,” pungkasnya. *[ Redaksi SB ]🙏🙏