Rokok Menyebabkan Kemiskinan Di Perkotaan Banten Naik 16,18 Persen

SINARBANTEN.COM, Serang – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat, jumlah penduduk miskin di perkotaan di Banten sebanyak 552.960 orang terhitung Maret 2021,

Tapi pada September 2021, Angka kemiskinan tersebut mengalami peningkatan sebanyak 6,04 persen, atau 23.700 orang, Dengan begitu, jumlahnya menjadi 576.660 orang pada September 2021.

“Meskipun jumlah orang miskin di perkotaan meningkatkan, tetapi persentase penduduk miskin di pedesaan pada periode yang sama mengalami penurunan, yaitu dari 314.270 orang, menjadi 275.660 orang,” ungkap Kepala BPS Banten Dody Herlando Melalui video penyampaian Garis Kemiskinan di Kota Serang, Senin (17/1/2022).

Dody mengatakan, garis kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp 547.483,- per kapita/bulan. Untuk komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 395.258. Sedangkan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 152.225.

“Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Banten memiliki 4,89 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.677.192 per rumah tangga miskin per bulan,” kata Dody.

Rokok salah satu penyumbang kemiskinan
Berdasarkan hasil survai BPS, menurut Dody, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama.

“Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 16,69 persen di perkotaan dan 20,38 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua, 16,18 persen di perkotaan dan 14,26 persen di perdesaan,” kata Dody.

Kemudian komoditi lainnya adalah telur ayam ras 3,40 persen di perkotaan dan 3,04 persen di perdesaan.

Kemudian, daging ayam ras 3,38 persen di perkotaan dan 2,95 persen di perdesaan,

Selanjutnya, roti sebesar 2,79 persen di perkotaan dan 2,30 di perdesaan.

Mi instan sebesar 2,51 persen di perkotaan dan 2,36 di perdesaan.

Kopi bubuk dan kopi sebesar 2,23 persen di perkotaan dan 3,51 persen di perdesaan.

“Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi,” kata Dody. *[ Redaksi SB ]🙏🙏