SINARBANTEN.COM, Jakarta – Semua masyarakat sudah mengetahui bahwa kursi Wagub DKI sempat kosong kurang lebih satu setengah tahun lebih karena ditinggal Sandiaga Uno yang mencalonkan diri sebagai wakil calon presiden di Pilpres 2019. Sandi mendampingi Capres Prabowo Subianto.
Akibatnya, Sandiaga diminta mundur bukan cuma dari kursi Wagub DKI, tapi juga sebagai anggota Dewan Pembina Gerindra.
Alhasil, kursi Wagub DKI tersebut dijanjikan untuk PKS. Bahkan sejumlah elite Gerindra dan PKS mengakui, wagub DKI merupakan jatah PKS. Termasuk Sandiaga, berkali-kali menyampaikan, meski telah dinyatakan kalah Pilpres, jatah Wagub DKI milik PKS.
“Ini saya sampaikan sekali saja dan saya nggak akan mengulang lagi. Bahwa Wakil Gubernur DKI sudah ditentukan dan diserahkan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS),” kata Sandiaga di rumahnya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, (23/4/2019).
Tetapi akhirnya dinamika berebut kursi wakil gubernur DKI Jakarta berakhir. Kursi yang dijanjikan Prabowo Subianto untuk PKS itu kembali diduduki Gerindra.
Melalui pemilihan yang dilakukan DPRD DKI pada 8 April 2020, Ahmad Riza Patria dari Gerindra menang telak dengan mengantongi 81 suara. Sementara, Nurmansjah mengantongi seluruh suara fraksi PKS sebanyak 16, plus satu anggota fraksi lain.
Menurut pengamat politik Adi Prayitno, jika sejak awal masih berkoalisi harusnya tak ada persaingan. Mestinya calonnya hanya dari satu partai.
“Bila ditinjau di level nasional, Gerindra dan PKS sudah lama bubar. Hal itu setelah Gerindra masuk pemerintahan. Saya ibaratkan hubungan keduanya sudah “talak tiga. Di sisi lain, Gerindra justru mesra dengan PDIP,” paparnya Prayitno kepada awak media, Rabu (8/4/2020).
Perlu diketahui, kemesraan Gerindra dengan PDIP dianggap banyak orang sebagai playmaker utama kemenangan Riza. Sehingga PKS dijadikan musuh bersama. *[ HY ] ??