Agar Datangkan Devisa, Pengelolaan Desa dan Kampung Wisata Harus Profesional

SINARBANTEN.COM, Serang – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, supaya tingkat kunjungan wisatawan dan perekonomian semakin meningkat, pengelola desa dan kampung wisata di Banten harus fokus untuk mempromosikan potensi yang dimiliki daerahnya.

“Saat ini kabupaten/kota di Banten menyimpan banyak potensi kearifan lokal yang bisa ditingkatkan menjadi destinasi wisata. Pemerintah Kabupaten/kota pun sudah menangkapnya dan telah mengembangkannya dengan dijadikan sebagai desa dan kampung wisata, “jelas Eneng, Senin (15/7/2019).

Beberapa kabupaten/kota sudah ada penetapannya, lanjut Eneng, ada yang melalui perbup (peraturan bupati) dan perwal (peraturan walikota), kalau di kota itu mungkin namanya kampung wisata. Sekarang ini Banten sedang melakukan penataan untuk desa dan kampung yang memiliki potensi untuk menjadi desa dan kampung wisata.

“Walaupun di Provinsi Banten memiliki keragaman kearifan lokal namun daya tariknya harus tetap dioptimalkan melalui promosi. Para pengelola desa dan kampung wisata harus bisa mengemas setiap potensi daerahnya dengan promosi yang menarik, “ungkapnya.

Promosinya harus fokus. Fokus kepada segmentasi promosi yang dibidik. Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) harus punya kemampuan promosi harian. Apa yang menarik dari kegiatan yang ada di destinasinya.‎ Misalnya, peristiwa budaya bisa didorong jadi sebuah atraksi,” tambahnya.

Lebih lanjut dipaparkannya, salah satu pengemasan promosi yang bisa dikembangkan untuk menambah daya tarik adalah pengelola bisa mendesain adanya spot swafoto yang menarik.

Kita harus fokus dan penetapan target dari pengembangan desa wisata ini. Bisa juga dikemas (dengan konsep) milenial, instagramable. Banten banyak kearifan lokalnya, ada desa yang menonjol budaya hingga kuliner dan mestinya diviralkan oleh para pelaku pariwisata. Ini saya rasa ada dampak peningkatan kunjungan,” terangnya.

Berdasarkan catatan Dispar, hingga kini sudah ada sekitar 52 desa dan kampung wisata yang telah ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Statusnya pun beragam mulai dari rintisan hingga berkembang. Agar pengembangan desa dan kampung wisata bisa optimal, Dispar pun melibatkan sejumlah perguruan tinggi untuk melakukan pendampingan.

Semua harus punya target strategi pengembangannya. Menciptakan daya tarik sesuai segmen pasar. Kalau dana (bantuan) enggak ada, paling pembinaan SDM, penataan destinasi. Tetapi ada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman untuk misalnya untuk akses destinasi,” tuturnya.

Sekda Banten Al Muktabar mengatakan, pemprov akan mendukung dan menitipkan pesan agar pengelola wisata di Banten senantiasa terus eksis untuk bisa memaskimalkan sektor pariwisata. Dia juga meminta agar pengelola desa dan kampung wisata mulai fokus pada segmentasi pasar yang dibidiknya. Sebab, hal itu akan terkorelasi pada pengembangan wisata dan promosinya.

Dengan kita fokus membaca pasar maka kita bisa menggunakan instrumen baik secara lembaga maupun personaliti dalam rangka kita mengakses informasi itu. Sekarang ini era digital, kaum milenial bisa kita gaet bersama,” pungkasnya. *[ HH ] ??