SURVEY LSI: Hanya 25,8% Masyarakat Kenal Caleg yang Akan Dipilih

SINARBANTEN.COM, Jakarta – Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar memaparkan pengaruh caleg terhadap suara dan posisi partai politik di Pemilu 2019.

Denny mengungkapkan faktor caleg memang cukup penting dalam menopang posisi dan dukungan parpol. Namun, berdasarkan hasil survei, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengenal caleg yang akan dipilih pada 17 April nanti.

“Caleg yang mampu menopang suara partai politik adalah caleg yang dikenal oleh pemilih. Survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa hanya 25,8 persen publik yang menyatakan mereka mengenal caleg yang akan dipilih nanti. Sementara sebesar 70,6 persen hingga saat menjelang pemilu ini, menyatakan tidak mengenal caleg yang akan dipilih,” kata Rully di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2019).

Rully menjelaskan, sebanyak 60,3 persen masyarakat yang telah mengetahui pilihannya lebih memilih caleg yang dikenalnya. Karena, sosok caleg yang diajukan dianggap cukup menentukan bagi partai politik yang berlaga.

“Pertimbangan pemilih lebih mengutamakan caleg yang dikenal sebesar 60,3 persen, sementara hanya 25,8 persen yang mengaku mengenal caleg yang akan mereka pilih. Dengan demikian, jika menghitung secara populasi nasional, pengaruh caleg terhadap suara dan posisi partai sebesar 15,6 persen,” ujar Rully.

Untuk itu, Rully menyarankan agar parpol memaksimalkan pengaruh sebesar 15,6 persen dalam mengangkat suara partai. Ia menjelaskan, masyarakat yang mempertimbangkan memilih caleg dibanding partai politik saja merata di semua segmen seperti gender dan agama.

“Baik pemilih laki-laki maupun pemilih perempuan rata-rata di atas 60 persen menyatakan bahwa mereka lebih mempertimbangkan memilih caleg yang dikenal dibandingkan hanya memilih partai politik saja di bawah 30 persen,” jelasnya.

“Di pemilih muslim sebesar 60,6 persen menyatakan lebih mempertimbangkan caleg yang dikenal. Dan sebesar 57,6 persen pemilih nonmuslim menyatakan bahwa mereka lebih mengutamakan caleg dikenal dibanding hanya memilih partai politik saja,” imbuhnya.

Sementara itu, di segmen pendidikan, baik yang berpendidikan rendah maupun tinggi, Rully membeberkan mayoritas juga menyatakan lebih mempertimbangkan memilih caleg dibandingkan memilih partai politik.

“Persepsi ini juga pararel dengan tingkat pendapatan pemilih. Baik mereka yang wong cilik maupun mereka yang kelas ekonomi mapan. Mayoritas menyatakan lebih mempertimbangkan caleg yang dikenal dibanding hanya memilih partai politik saja,” terang Rully.

Sebagai informasi, Survei dilakukan periode 18 sampai 26 Maret 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling. *[ AhS ] ??