SINARBANTEN.COM, Tangerang – Bagaimana munculnya paham radikalisme! Itulah pertanyaan yang sering kita dengar. Sebenarnya paham radikalisme muncul saat ada klaim kebenaran secara mutlak. Ada sekelompok orang yang selalu menyalahkan orang lain dan tidak pernah menyalahkan diri sendiri.
Demikian disampaikan Imam besar Masjid Istiqlal Profesor Nasarudin Umar, dalam deklarasi tokoh agama di Kabupaten Tangerang menolak segala bentuk terorisme dan radikalisme di Gedung Serba Guna (GSG), Puspemkab Tangerang, Kamis (24/1/2019).
“Dibutuhkan orang-orang arif yang tidak selalu merasa benar sehingga dapat melaksanakan dakwah dengan santun,” ujar Nasarudin.
Indonesia, kata Nasarudin, meski sebuah negara dengan Pancasila namun kerukunannya menjadi pujian dunia.
Kata dia, ada beberapa negara yang berlabel negara Islam justru hampir sepanjang waktu terjadi pertikaian. Untuk itu, kita patut bersyukur menjadi warga negara Indonesia.
“Saat ini, umat Islam Indonesia menjadi idola negara lain,” terangnya.
Wakapolda Banten Brigen Pol Tomex Korniawan menyampaikan, radikalisme dan terorisme merupakan salah satu ancaman persatuan di Indonesia.
Tomex menyebutkan terorisme sering mengatasnamakan agama padahal apa yang dilakukannya jauh dari nilai-nilai agama. “Teroris menyebut apa yang mereka lakukan jihad. Padahal jihad bukan itu. Apa yang dilakukan teroris adalah kejahatan kemanusiaan,” katanya. * [ IP ] ??