SINARBANTEN.COM, Rangkasbitung – Pada Mada zaman penjajahan Belanda, Sungai Ciujung-Ciberang yang terletak di pusat Kota Rangkasbitung dikenal karena airnya yang bersih dan jernih. Bahkan bercermin saat melihat airnya.
Namun bagaimana kondisi Sungai Ciujung-Ciberang sekarang? Sungai Ciujung-Ciberang yang terletak di pusat Kota Rangkasbitung tersebut, kini warna airnya tak sejernih dulu. Sungai yang namanya cukup dikenang di bumi Multatuli ini, sekarang warnanya semakin keruh dan kecoklatan.
Salah seorang warga bernama Nuriman, 50, penduduk Desa Aweh Kecamatan Kalanganyar menuturkan bahwa perubahan warna air Sungai Ciujung-Ciberang menjadi coklat sudah berlangsung cukup lama. Terlebih saat musim hujan seperti sekarang ini warna airnya sangat keruh .
”Saya pikir kondisi Sungai Ciujung-Ciberang yang semakin keruh dan berwarna kecoklatan ini sudah berlangsung lama. Tentu saja dengan kondisi air sungai seperti itu tidak layak digunakan mencuci, mandi, apalagi sampai dikonsumsi oleh warga sekitar bantaran sungai, “ungkap Nuriman, Sabtu (19/1/2019).
Dia mengatakan, keberadaan Sungai Ciujung-Ciberang yang dulunya cukup jernih kini sudah tidak berubah warnanya menjadi keruh kecoklatan. Kemungkinan, kejernihan air sungai itu tidak akan kembali seperti semula. Nuriman menduga penyebab air sungai menjadi keruh kecoklatan itu akibat pembuangan limbah, aktivitas penebangan pohon hingga penambangan pasir sedot yang banyak ditemukan di wilayah Lebak.
Di tempat yang berbeda, Laila, 38, warga Kalanganyar mengakui memang ada imbauan untuk tidak membuang sampah di sungai dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lebak. Namun demikian, imbauan larangan membuang sampah itu belum efektif, karena faktanya di Sungai Ciujung dan Ciberang masih banyak ditemukan sampah.
”Artinya, tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai ini belum optimal, tentu perilaku seperti ini harus cepat diubah,” ujar Laila ibu tiga orang anak ini dengan nada kecewa.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak, Nana Sunjana mengatakan, saat ini memang kondisi Sungai Ciujung-Ciberang mengalami perubahan warna. Hal itu bisa disebabkan karena pembuangan sampah sembarangan dan juga akibat limbah yang dibuang ke sungai.
Ia mengatakan, keberadaan limbah dan sampah di Kabupaten Lebak, Banten cukup membahayakan lingkungan. Sehingga perlu kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan di daerah tersebut. ”Pencemaran limbah dan sampah ke sungai sangat membahayakan bagi kehidupan manusia juga bisa berdampak terhadap kualitas kesehatan masyarakat,” katanya, Jumat (18/1/2019).
Menurut dia, selama ini tingkat kesadaran masyarakat masih rendah untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sebab, pembuangan limbah sampah ke aliran sungai akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan membahayakan masyarakat. Sebab pencemaran sungai itu bisa mengandung bakteri e-coli maupun zat mercuri.
Pemerintah daerah mengajak masyarakat khususnya pelaku home industry maupun perusahaan tidak membuang limbah sampah padat maupun cair ke aliran sungai. Apalagi, Pemkab Lebak telah menggulirkan program Lebak sehat, sehingga harus dijaga kebersihan lingkungan. “Kami tidak akan bosan mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, karena bisa manjadikan kota kumuh dan semrawut. Selain itu, lanjut Iti, pemerintah daerah sudah menyampaikan imbauan kepada masyarakat luas agar tidak membuang sampah sembarangan baik di tempat umum maupun aliran sungai.
Sebab, sampah itu bisa menimbulkan kekumuhan dan kesemrautan juga penyakit. Selain itu, sampah juga menimbulkan aroma bau tak sedap. Kekumuhan dan kesemrawutan itu sangat merugikan daerah, sehingga masyarakat harus memiliki tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan.
Saat ini, bupati banyak menemukan buang sampah sembarangan seperti di jalan, selokan, taman, daerah aliran sungai, permukiman penduduk, ranca lintah dan lainnya. Padahal, kata bupati, pemerintah daerah sudah menyediakan tempat pembuangan sampah, di antaranya di tempat pembuangan akhir (TPA) maupun tong-tong sampah di berbagai tempat.
“Kami berharap warga agar menjaga kebersihan kota, apalagi tahun ini Lebak telah berhasil mendapat anugerah Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jadi, kita harus menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,” katanya. *[ HGR ] ??