Akibat Tsunami, Banyak Siswa di Pandeglang Minta Pindah Sekolah

SINARBANTEN.COM, Pandeglang – Trauma Pasca bencana Tsunami yang melanda Banten dan Lampung pada tanggal 22 Desember 2018 lalu ternyata masih menyisakan ketakutan, terutama di kalangan siswa. Akibatnya banyak siswa yang meminta pindah ke sekolah lain karena daerahnya ikut terdampak bencana.

Kepala SMAN 3 Pandeglang, Engkos Kosasih mengatakan, di sekolah yang ia pimpin saja ada 252 siswa yang terdampak bencana tsunami dan bencana banjir. Sebagian siswa juga masih ada yang mengungsi di rumah saudaranya atau rumah tetangga karena rumah mereka hancur diterjang tsunami atau rusak terendam banjir.

“Saat ini saja masih ada siswa yang mengungsi baik di pengungsian maupun di rumah saudaranya,” kata Engkos, Sabtu (19/1/2019).

Untuk sementara seragam sekolah memang sudah tercukupi, namun yang paling penting saat ini adalah pemberian sosial terapi kepada siswa, alasannya karena masih banyak siswa yang ketakutan akan tsunami.

“Mereka (para siswa) perlu diberi pendampingan khusus, karena saya kira akan berdampak juga pada kelangsungan belajar mereka. Alhamdulillah yang meninggal dunia tidak ada tapi yang trauma berat ada. Mereka ada yang mau pindah ke Kalimantan dan daerah-daerah lain,” terangnya.

Engkos menjelaskan, kecemasan wali murid semakin tinggi, hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang mengajukan pindah sekolah. Tapi secara teknis siswa yang sudah masuk di kelas XII tidak dapat pindah karena untuk daftar ujian nasional sudah ditutup.

Perlu diketahui, ada beberapa siswa kelas XII yang mau pindah sekolah tapi secara teknis mereka tidak bisa pindah, sehingga mereka diberikan kemudahan yaitu dititipkan ke sekolah lain. Ketika ujian akan tiba, para siswa direkrut kembali ke sekolah asal.

Bila dilihat dari faktor trauma, ternyata masih banyak anak-anak yang ketika mendengar geledek Anak Krakatau atau geledek petir, mereka ketakutan. *[ MP ] ??