Kawasan Ujung Kulon menjadi geopark nasional

SINARBANTEN.COM, Pandeglang – Kementerian Pariwisata Republik Indonesia memasukkan Kawasan Ujung Kulon menjadi geopark nasional. Pencanangan sebagai geopark nasional karena wilayah terletak di ujung Pandeglang itu memiliki sumber daya alam warisan dunia. Hal itu dikatakan Bupati Pandeglang, Hj. Irna Narulita seusai menghadiri acara penyusunan jalur geopark Ujung Kulon di Hotel Ratu Ultima Horizon Serang, Jumat (23/11/2018).

Ia menjelaskan, dengan masuknya Ujung Kulon sebagai geopark nasional menjadi motivasi bagi pemerintah daerah untuk mendorong terus kemajuan pariwisata. “Betapa indahnya Pandeglang memiliki beragam potensi alam dan wisata. Harta karun alam ini harus kita jaga dan lindungi untuk anak cucu kita kelak di masa mendatang. Kami selalu curhat soal wisata ke Pak Menteri Pariwisata dan ini sangat cepat sekali mendapat respons positif bahwa Ujung Kulon akan dijadikan geopark nasional,” kata Irna.

Sebaliknya, lanjut Irna, jika tidak ada program pembukaan jalur geopark, tentu masyarakat luar tidak dapat mengetahui potensi pariwisata di Pandeglang. Namun sekarang, Kemenpar telah mencanangkan Ujung Kulon masuk geopark nasional, sehingga bisa membuka akses wisatawan domestik datang ke Pandeglang. “Saya berterima kasih ke Pak Menteri Pariwisata, karena memperhatikan Pandeglang. Tanpa bantuan kementerian dan kerja sama, tentu geopark ini tidak akan terwujud,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar RI. Alexander Reyaan mengatakan, Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang sangat kaya potensi sumber daya warisan dunia, salah satunya Ujung Kulon. Hal tersebut menjadi daya tarik Kemenpar RI untuk menjadikan wilayah tersebut menjadi geopark nasional.

“Geopark itu menyatukan tiga potensi yakni geologi, biologi dan budaya. Untuk menjadi geopark perlu dibentuk badan pengelola yang mengawal geopark agar berkembang,” kata Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar RI, Alexander Reeyan.

Ia mengatakan, pengembangan geopark ditawarkan ke Pandeglang, karena wilayah ini memiliki warisan alam dunia. Sebab, jika potensi alam dikelola dengan baik, maka akan memberikan dampak baik kepada masyarakat sekitar. “Kami targetkan tahun 2020, seluruh geopark di Indonesia, termasuk Ujung Kulon bisa memberikan kontribusi kunjungan wisata masing-masing dengan target 1,1 juta wisatawan. Jika kita kerja tidak ada target maka tidak akan ada motivasi dan keberhasilan,” ucapnya.

Selain itu, kata Alexander, untuk bisa menjadi geopark nasional tentu tidak mudah, karena harus melalui tahapan dan persyaratan yang harus terpenuhi. Beberapa persyaratan tersebut, pertama harus ada pembentukan badan pengelola geopark melalui SK bupati, kemudian ada batas atau titik yang akan dijadikan geopark dan terakhir harus ada dokumen aktif atau masterplant.

“Iya, sebaiknya yang harus menjadi ketua percepatan geopark dari asosiasi. Biasanya yang tersulit itu kesiapan masyarakat sekitar. Saya memang belum melihat geopark, namun Pongkor bisa jadi contoh, sehingga masyarakat ikut terlibat dalam pengembangan geopark. Geopark Ujung Kulon hanya sebagai pintu masuk saja, sebenarnya banyak yang kita tawarkan, seperti geo food, geo center dan geo akademik,” tuturnya.

Kepala Dispar Pandeglang, dr. Asmani mengatakan, ada beberapa kecamatan yang nanti masuk jalur geopark nasional, terutama wilayah berdekatan dengan selat sunda timur. “Yang masuk jalur geopark, yakni Kecamatan Sumur, Cimanggu, Cigeulis, Panimbang, Pagelaran dan Carita,” katanya. *[ TI ] ??