Fenomena Aphelion Akan Terjadi Di Jawa, Bali, NTT Pada Juli-September 2025

SINARBANTEN.COM, Serang – Pada awal Juli ini udara terasa lebih dingin dari pada bulan-bulan sebelumnya. Hal terjadi karena dampak dari fenomena astronomi tahunan, yakni aphelion. Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada pada jarak terjauhnya dari Matahari.

Dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengertian dari Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli hingga September 2025. Sementara kebalikannya, perihelion merupakan titik terdekat Bumi terhadap Matahari dalam satu kali revolusinya.

BMKG juga menekankan bahwa aphelion adalah fenomena rutin tahunan yang tidak perlu dikhawatirkan. Tidak ada potensi gangguan cuaca signifikan yang disebabkan oleh peristiwa ini.

Berdasarkan informasi dari situs astronomi In The Sky, fenomena aphelion akan terjadi pada 4 Juli 2025 pukul 02.54 WIB. Saat itu, jarak dari pusat Bumi ke pusat Matahari mencapai sekitar 152.087.738 kilometer (km). Sebagai pembanding, jarak rata-rata Bumi-Matahari adalah sekitar 149,6 juta km.

Orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna. Karena itu, jarak Bumi ke Matahari bervariasi sekitar 3% sepanjang tahun. Meski terdengar cukup jauh, selisih ini sebenarnya tidak besar jika dibandingkan skala astronomis, sehingga tidak menyebabkan perubahan drastis pada kondisi di Bumi.

Sebagai informasi, fenomena aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap suhu udara atau cuaca ekstrem di Indonesia. Dampaknya hanya cuaca lebih dingin dari pada sebelum terjadinya fenomena aphelion.

Fenomena aphelion dapat dirasakan langsung di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, NTT, dan sekitarnya. *[ Redaksi SB ] 🙏🙏