Mengapa keraguan terhadap vaksinasi meningkat Di USA?

SINARBANTEN.COM, Serang – Pandemi memperburuk perdebatan global tentang keamanan vaksin dan pentingnya vaksinasi di Amerika Serikat. Hal ini berdampak signifikan pada kepercayaan publik.

“Bahkan orang-orang yang cukup yakin dengan vaksin kini meragukan sains,” kata Dr. Simon Williams, peneliti kesehatan masyarakat di Universitas Swansea seperti dikutip dari bbc.com, Jumat (20/6/2025).

Sebuah tinjauan tahun 2024 yang diterbitkan jurnal ilmiah Nature menemukan, secara global keraguan terhadap vaksin Covid-19 lebih tinggi di kalangan ibu hamil. Misinformasi dan ketidakpercayaan merupakan pendorong pengambilan keputusan.

Profesor Thangaratinam mengatakan, menurut pengalamannya, ketidakpercayaan terhadap vaksin di kalangan ibu hamil cukup besar: “Hanya sedikit penelitian yang mengamati ibu hamil pada awalnya, dan awalnya ada ketidakpastian”.

Menurut CDC Afrika, Republik Afrika Tengah, Djibouti, Kenya, Liberia, Malawi, dan Togo menemukan faktor misinformasi, teori konspirasi, anggapan berlebihan tentang ancaman virus, dan ketidakpercayaan terhadap keamanan vaksin, sebagai hambatan utama terhadap vaksinasi Covid.

Sementara itu, tingkat imunisasi anak untuk semua vaksin menurun di lebih dari 112 negara, menurut Unicef.

“Penelitian menunjukkan bahwa paparan singkat terhadap misinformasi sudah cukup untuk menurunkan vaksinasi,” kata Dr. Alex de Figueiredo, asisten profesor di London School of Hygiene and Tropical Medicine, yang menunjukkan memudarnya kepercayaan terhadap vaksin bahkan sebelum pandemi.

Ia menambahkan “kebijakan yang terlalu ketat” selama pandemi semakin mendorong keraguan terhadap vaksin “terutama di kalangan anak muda yang melihat pengorbanan yang diminta dari mereka besar, sedangkan manfaatnya jauh lebih kecil.”

“RFK Jr [Kennedy] dan Gerakan Make America Healthy Again telah membawa [keraguan terhadap vaksinasi] ke tingkat yang baru.”

Sejak pengumuman Kennedy, misinformasi telah melonjak secara daring. Unggahan viral di X, misalnya, secara keliru mengeklaim bahwa vaksin Covid mRNA menyebabkan keguguran, lahir mati, dan kematian dini.

Di banyak wilayah, terutama masyarakat pedesaan dan terpinggirkan, sejarah ketidakpercayaan pemerintah dan perlakuan buruk oleh lembaga medis telah menambah lapisan penolakan.

“Jika Anda tidak mendukung klaim dengan bukti, itu meningkatkan kecemasan, dan orang-orang kehilangan kepercayaan pada vaksin secara umum,” kata Profesor Thangaratinam.*[ Redaksi SB ] 🙏🙏