SINARBANTEN.COM, Serang – Barongsai berawal pada era Dinasti Han yang dikenal dengan sebutan Lion Dance atau wǔshī dalam bahasa Mandarin. Sesuai dengan namanya, Barongsai merupakan singa yang menari.
Menurut buku The Art of Lion Dance, hewan barongsai memiliki arti mendalam legenda Tionghoa kuno. Konon, seekor monster bernama ‘Nian’ (binatang buas) sering muncul untuk menakuti penduduk desa.
Namun, penduduk desa menemukan bahwa Nian takut kepada warna merah, suara kerasukan gerakan yang dinamis. Maka, untuk menjauhkan Nian, mereka menggunakan dekorasi warna merah, petasan, dan tarian yang kini dikenal sebagai tarian Barongsai.
Menariknya, kostum barongsai terdiri dari dua orang penari. Keduanya, bekerja bersama-sama untuk menciptakan ilusi gerakan singa yang hidup.
Kostum tersebut terbuat dari kain dan hiasan warna-warni yang melambangkan keberuntungan. Bagian kepala kostum ini dilengkapi dengan mata yang besar dan warna-warna cerah, tubuhnya dilapisi bulu dan ornamen tradisional.
Dahulu, tarian barongsai dilakukan dengan tujuan untuk memuja para leluhur dan juga untuk memanggil hujan.
Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, makna dari tarian barongsai sedikit bergeser. Kini, barongsai lebih sering digunakan sebagai kegiatan hiburan di berbagai festival perayaan Imlek. *[ Redaksi SB ] 🙏🙏





























