SINARBANTEN.COM, Serang β Singapura merupakan negara kecil di Asia, namun harga beras di sana jauh lebih murah dibandingkan dengan di Indonesia. Padahal Singapura tak punya lahan pesawahan dan bukan produsen beras. Kenapa bisa demikian?
Dikutip dari antaranews.com, dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri di Jakarta, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengkomentari rendahnya harga beras disingapura jauh dari harga beras di Indonesia.
Menurut Tito itu lantaran Singapura, impor beras secara keseluruhan itulah mengapa harga beras Singapura termasuk salah satu yang termurah.
“Mereka (Singapura) adalah negara yang berfokus pada konsumsi dalam hal beras. Singapura banyak mendatangkan beras dari Thailand, Pakistan, dan Vietnam karena mereka enggak punya pangan, enggak menghasilkan pangan apa pun, semuanya impor jadi strateginya beda. Kalau di Singapura, bagaimana caranya harga serendah mungkin karena yang produsen bukan mereka,β kata Tito, Rabu (6/3/2024).
Harga beras Singapura di tingkat eceran pada 2024 tercatat 1,06 dolar Singapura per kilogram (kg) atau sekitar Rp12.324 per kg. Untuk grosir tercatat sebesar 0,48 dolar Singapura per kg atau Rp8.580 per kg.
Menurut Tito, murahnya harga beras di Singapura dikarenakan Pemerintah Singapura yang tidak perlu menyesuaikan dengan harga di tingkat petani selaku produsen.
Berbeda dengan Indonesia yang berperan sebagai negara produsen, pemerintah tidak dapat sewenang-wenang mendatangkan beras impor agar tak berujung merugikan petani dalam negeri. Namun di sisi lain, keadaan tersebut terkadang justru merugikan masyarakat selaku konsumen karena harga beras yang dinilai lebih tinggi.
βKalau (Indonesia) kita enggak, kalau murah sekali, kasihan petani dan penghasil lainnya, termasuk pengusaha yang juga memproduksi,β jelasnya.*[ Redaksi SB ] ππ





























