Akibat COVID-19 JN 1, 350 Orang Per Hari Masuk Rawat Inap Di Singapura

SINARBANTEN.COM, Jakarta – Saat ini kasus COVID-19 di Singapura meningkat 75 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 dari 225 menjadi 350 orang.

Sementara pasien dengan kebutuhan perawatan intensif sebanyak sembilan orang, dari semula ‘hanya’ empat.

Adapun penyebab utama dan terbanyak Infeksi Covid 19 subvarian Omicron JN.1 di Singapura adalah melemahnya kekebalan penduduk, serta meningkatnya mobilitas dan interaksi masyarakat menjelang momen akhir tahun.

Peningkatan kasus ini juga disebabkan oleh COVID-19 subvarian Omicron JN.1, turunan atau sublineage dari subvarian Omicron BA.2.86 yang saat ini mencakup lebih dari 60 persen kasus COVID-19 di Singapura.

Adapun subvarian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada bulan September lalu.

Tidak ada Indikasi JN.1 Lebih Mudah Menular dan Lebih Parah BA.2.86 dan turunannya telah diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of interest (VOI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 21 November.

Meski begitu, Kemenkes Singapura menambahkan, saat ini tidak ada indikasi, secara global atau lokal, yang menyebut BA.2.86 atau JN.1 lebih mudah menular. Termasuk juga tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar.

Ahli virologi komputasi di Fred Hutchinson Cancer Center di Seattle, dr Jesse Bloom, menyebut BA.2.86 terus berevolusi dan berpotensi menciptakan keturunan yang lebih kuat. Menurutnya, mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Columbia dan di China, ditemukan bahwa varian JN.1 memiliki satu perubahan kode genetik, yang membuatnya lebih mampu lolos dari pertahanan kekebalan tubuh.

“Dari segi kebugaran, yang kami lihat adalah JN.1 meningkat jumlahnya lebih cepat dibandingkan induknya, BA.2.86,” tutur Bloom, sebagaimana dikutip dari detikNews.com, Minggu (17/12/2023). *[ Redaksi SB ]🙏🙏