Pemerintah Harus Berperan Aktif Meningkatkan Soft Skill Anak

SINARBANTEN.COM, Jakarta – Direktur Advocacy and Campaign Save the Children Indonesia Tata Sudrajat mengatakan, pemerintah harus mendorong peningkatan soft skill anak untuk membekali mereka meraih masa depan lebih baik. Soft skill juga penting supaya kelompok anak muda yang sekolahnya rendah tidak menjadi bagian dari rantai kemiskinan yang menciptakan generasi kemiskinan.

Direktur Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak untuk kepentingan anak-anak, Save the Children Indonesia tersebut menjelaskan bahwa soft skill adalah kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

“Dalam hal pendidikan, pemerintah harus meningkatkan angka partisipasi pendidikan SMP agar mencapai 90 persen, yang mana saat ini masih sekitar 80 persen atau SMA menjadi 70 persen dari angka 60 persen saat ini, “harap Tata, Sabtu (27/7/2019).

Selanjutnya Tata menjabarkan, anak-anak sejak dini harus didorong untuk mengasah potensi yang dimiliki hingga maksimal serta dilindungi dan dipenuhi setiap haknya agar mereka tumbuh menjadi manusia berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil dan produktif.

“Berbagai upaya untuk menciptakan tumbuh kembang anak yang optimal harus terus dilakukan karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa, calon pemimpin bangsa, penggerak roda pembangunan dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa, “paparnya.

“Secara mendasar, ungkap Tata, pemerintah harus melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi hak-hak anak terutama yang mendasar seperti kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi.

Agar program tepat sasaran, pemerintah harus memiliki prioritas, yaitu fokus pada target pembangunan berkelanjutan (SDGs), misalnya meningkatkan gizi anak dan meningkatkan upaya pengentasan kekerdilan (stunting) yang mana data 2018 menunjukkan penurunan ke angka 30 persen dari 36 persen pada 2013.

Masalah pneumonia merupakan hal pokok yang harus diatasi oleh pemerintah karena pneumonia menjadi second killer penyebab 17 persen kematian anak balita. *[ HH ] ??