Jelang Ramadhan, Permintaan Gula Aren Lebak Alami Peningkatan

SINARBANTEN.COM, Lebak – Menjelang semakin dekatnya bulan suci Ramadhan, permintaan gula aren di Kabupaten Lebak, Banten, meningkat sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.

Jupri, 44, seorang pedagang di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Mengatakan, memang sudah biasa saat menjelang Ramadhan permintaan konsumsi gula aren meningkat.

Selama ini, pedagang merasa kewalahan melayani permintaan pasar,karena produksi gula aren relatif terbatas akibat beberapa pekan terakhir curah hujan cukup tinggi.

Biasanya, pelaku usaha gula aren jika intensitas curah hujan meningkat dipastikan produksi menurun.

“Kami bisa memenuhi permintaan pasar hingga lima ton dari sebelumnya hanya 1,5 ton per minggu,” jelasnya, Senin (29/4/2019).

Menurut Jupri, produksi gula aren itu menjelang Ramadhan kebanyakan untuk digunakan bahan campuran pemanis aneka kerajinan makanan, di antaranya produksi dodol, bolu dan lainnya.

Selain itu juga gula aren selama Ramadhan dijadikan bahan campuran pemanis kolak dan minuman jus.Keunggulan gula aren Kabupaten Lebak, selain rasanya manis, beraroma juga bertahan lama.

Oleh karena itu, kata dia, permintaan gula aren tersebut juga diekspor ke luar negeri. “Saya kira gula aren di sini memiliki kualitas dan harganya relatif terjangkau dengan harga Rp20.000 per kilogram,” katanya.

Anwar, perajin warga Desa Hariang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, mengatakan bahwa pihaknya membina sebanyak 1.000 perajin gula. Namun, kini kewalahan dengan tingginya kebutuhan pasar lokal maupun eksportir sebab gula aren dari Sobang masuk peringkat terbaik tingkat nasional karena sangat proses produksinya sangat bersih (higeinis).

“Saya kira meningkatnya permintaan pasar itu tentu bisa mendongkrak pendapatan perajin gula semut,” katanya.

Kepala Seksi Aneka Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Sutisna mengatakan selama produksi gula aren di daerah ini menjadikan sentra unggulan di Banten dengan nilai investasi mencapai Rp9,2 miliar per tahun dan b11.000 unit usaha serta menyerap tenaga kerja 22.000 orang.

“Kita terus membina perajin gula aren karena menyumbangkan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.

Sebagai informasi, pembeli gula aren asal Lebak bukan warga Banten saja, tapi juga berasal dari Bandung, Tasikmalaya, Bogor dan Jakarta. Meski demikian, produsen gula aren di Lebak tetap bisa memenuhi permintaan pasar dengan mendatangkan gula aren dari berbagai daerah di Kabupaten Lebak. *[ AhS ] ??