Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, di Perbatasan Badui Akan Dibangun Plaza Terbuka

SINARBANTEN.COM, Lebak – Berbagai terobosan baru dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dalam negeri maupun mancanegara ke daerah wisata Baduy. Salah satunya adalah rencana pembangunan plaza terbuka di perbatasan kawasan masyarakat Baduy.

Kepala Bagian Pembangunan pada Pemerintah Kabupaten Lebak Ajis Suhendri di Lebak mengatakan, “Pembangunan plaza terbuka itu berlokasi di sekitar Terminal Ciboleger atau pintu masuk ke kawasan masyarakat adat Badui.”

Pengembangan destinasi wisata di kawasan masyarakat Badui tentu melibatkan anggaran berbagai instansi, baik pemerintah daerah, provinsi dan pusat. Pemerintah daerah tentu sangat membutuhkan anggaran pembangunan penataan destinasi wisata khususnya di sekitar perbatasan masyarakat Baduy, “jelasnya, Sabtu (23/3/2019).

Pihaknya juga mengapresiasi, kata Ajis, terhadap Balai Cipta Banten yang siap merealisasikan pembangunan destinasi wisata di sekitar perbatasan kawasan Baduy.

Begiitu juga Kementerian Pariwisata mendukung pembangunan destinasi wisata itu. Sebab, sektor pariwisata lima tahun ke depan menyumbangkan devisa negara cukup besar.

Pembangunan plaza terbuka di perbatasan di kawasan masyarakat Baduy menjadikan magnet wisata “go internasional”, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat. “Kami sangat mendukung kebijakan Bupati Lebak mengembangkan destinasi wisata itu masuk RPJMD 2019-2024,” ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, pembangunan plaza terbuka itu nantinya dilengkapi sarana dan prasarana berstandar nasional dan internasional mulai kebersihan, higienes makanan, toilet, penginapan, jaringan informasi dan penerangan listrik.

Pembangunan plaza terbuka itu nantinya memasarkan produk-produk unggulan daerah juga kerajinan masyarakat Badui.

Dimana kerajinan masyarakat Badui mendunia, seperti kain, tas koja, selendang, lomar, batik hingga golok.

Selain itu juga plaza terbuka para pengunjung bisa melihat langsung perajin masyarakat Badui, seperti saat menenun juga terdapat kesenian musik calempung.

Begitu juga pengunjung yang hendak masuk kawasan hak tanah ulayat Badui diwajibkan menggunakan pakaian batik Badui berikut lomar ikat kepala. “Saya yakin wisatawan akan merasa senang dan berlama-lama tinggal di perbatasan kawasan masyarakat Badui,” katanya.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Falah Rangkasbitung, Encep Khaerudin mengatakan kebijakan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengembangkan destinasi wisata patut diapresiasi guna mendorong percepatan pembangunan daerah.

Pengembangan destinasi wisata itu cukup cerah dan prospektif untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi daerah juga lapangan pekerjaan tenaga lokal.

Disamping itu juga produk unggulan daerah yang dikembangkan pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) dipastikan tumbuh dan melahirkan klaster-klaster ekonomi baru di masyarakat.

Kebijakan pemerintah daerah harus nyata dengan membuat kawasan wisata yang menyenangkan bagi wisatawan. “Kami berharap masyarakat juga siap mendukung pengembangan wisata itu,” pungkasnya. *[ HGR ] ??