SINARBANTEN.COM, Serang —Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria menyatakan berkomitmen membersihkan dunia persepakbolaan Indonesia bersama Polri. Hal tersebut diungkapkannya setelah ia diperiksa selama 4 jam oleh penyidik Satgas Anti Mafia Bola.
Wanita yang sempat mengenyam pendidikan dari Federation Internationale de Football Association (FIFA) ini menyebut Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mengimplementasikan komitmen tersebut dengan merancang Komite Ad Hoc khusus untuk memerangi mafia pengatur skor (match-fixing).
Ratu Tisha mengungkapkan akan mengundang Polri dan FIFA untuk bekerjasama mendampingi PSSI dalam pembentukan komite tersebut sebelum Kongres PSSI digelar.
“Insya Allah di awal Januari sebelum kongres, FIFA bisa hadir mendampingi PSSI, Kepolisian RI juga, karena ini juga kerja sama menyeluruh secara keamanan, karena nanti bicaranya bukan hanya match-fixing, tapi juga pengamanan pertandingan, dan penegakan hukum sepak bola lainnya,” ungkapnya, Jumat (28/12/2018).
Dengan membentuk Komite Ad Hoc ini, Ratu Tisha menyatakan pemberantasan mafia pengatur skor sepak bola akan menjadi salah satu program kerja PSSI pada 2019.
“Komitmen PSSI menjadikan sepak bola kita bersih, dan PSSI meminta dan mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk bisa turut serta membantu PSSI. Kita tidak bisa sendirian dalam hal ini, mohon laporkan kepada kami apapun itu, nanti kita follow up dan tindaklanjuti dengan baik,” jelasnya.
Selain itu, wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 ini menjamin walaupun belum ada komite khusus tersebut, terduga mafia pengatur skor bola yang telah terbukti melanggar akan ditindak oleh PSSI.
Dalam hal ini tanggung jawab penindakan oknum PSSI yang kedapatan melanggar diserahkan kepada Badan Independen PSSI yang terdiri dari Badan Yudisial, Komite Etik, Komite Disiplin, serta Komite Banding PSSI.
“Seluruh proses persidangan [etik anggota PSSI], layaknya memang tupoksinya Badan Yudisial akan dibahas di Komite Disiplin PSSI. Itu nanti prosesnya nanti akan pemanggilan dan sebagainya. Makanya kita perlu sinkronisasi nanti antara PSSI dan Polri untuk penegakan hukum di dua aspek [etik dan pidana],” jelasnya.
Seperti diketahui, pihak kepolisian kini telah mengamankan empat orang tersangka terkait kasus mafia bola. Dua di antaranya merupakan anggota PSSI, yaitu Komite Eksekutif PSSI Johar Ling Eng dengan peran sebagai “pengatur situasi” pertandingan, dan anggota Komite Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih sebagai penampung dana suap.
Sisanya tersangka Priyanto diduga berperan mengatur keberpihakan wasit, dan Anik Yuni Artikasari sebagai pengatur transaksi dana suap untuk mengatur pertandingan dalan kasus “pengamanan laga” Persibara Banjarnegara. *[ SM ] ??