Hindari Resiko,Tim Pencari Korban Tsunami Harus Divaksin Tetanus

SINARBANTEN.COM, Cilegon – Upaya pencarian korban tsunami di Kecamatan Anyer dan Cinangka, Kabupaten Serang terus dilakukan. Memasuki hari ketiga, pencarian korban dinilai berisiko sehingga tim yang turun harus divaksin tetanus.

Komandan Dandim 0623 Cilegon  Letkol Armed Rico Ricardo Sirait megatakan, pada hari ketiga pasca bencana tsunami fokus utama yang dilakukan tim penanggulangan bencana adalah penyelamatan, pencarian, dan pelayanan kebutuhan dasar korban terdampak.

Penanggulangan bencana yang kami dilakukan secara terpadu dalam satu komando, bergerak membantu masyarakat,” kata Rico, Rabu (26/12/2018).

Kata Rico, untuk wilayah Anyer-Cinangka di bawah teritorial Kodim Cilegon, penyisiran pantai dilakukan setiap hari untuk menemukan korban yang dikhawatirkan terbawa ke laut.

Kami sudah bagi ke dalam tiga sektor lokasi pantai. Pencarian sejak pagi hingga sore,” ujarnya.

Pencarian korban yang terus dilakukan prajurit TNI dan Basarnas cukup berisiko karena tim bisa menemukan korban meninggal dengan kondisi yang tidak baik dan bisa menimbulkan penyakit.

Kami mengimbau tim yang terjun melakukan pencarian untuk divaksin tetanus. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pencarian akan kami teruskan sampai ada intruksi penghentian,” ujarnya.

Menurut data Pusdalops BPBD Kabupaten Serang, korban tsunami tercatat 25 orang meninggal, 35 luka-luka, dan 37 orang hilang. Sementara pengungsi sebanyak 3.896 orang.

Data ini terus kami update agar sinkron,” kata Rico.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Serang Nana Sukmana menjelaskan, data korban yang hilang didapat dari masyarakat yang melaporkan kepada tim penanggulangan bencana. Namun, kata dia, warga tidak melaporkan ketika ada keluarganya yang sudah ditemukan.

Namun pencarian akan terus dilakukan sampai batas waktu tertentu. Upaya pencarian dan pelayanan terhadap korban bencana, kami lakukan maksimal,” ujarnya. *[ AA ] ??