SINARBANTEN.COM, Pandeglang – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banten dibantu sekitar 100 tenaga medis dari IDI Cabang siap menangani korban tsunami Selat Sunda secara cepat.
Tim yang ikut membantu mengobati korban itu berasal dari PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), PABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia) dan PDEI (Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia).
Ketua IDI Wilayah Banten dr Hendrarto Sp THT di Pandeglang, Senin (24/12/2018), menambahkan selain menangani korban secara cepat, pihaknya juga mendirikan lima posko di Puskesmas area terdampak: Carita, Labuan, Panimbang, Cibaliung dan Sumur untuk penanganan medis tanggap darurat.
Sementara itu Koordinator lapangan tim medis IDI Banten dr Atep Supriadi SpEm mengatakan untuk penanganan operasi dan perawatan korban tingkat lanjut ditanganai oleh lima Rumah Sakit (RS) dan Rumah Sakit Umum (RSU) di Banten, RS Drajat, RSUD Banten, RS Sari Asih.
“Saat ini tim medis sedang melangsungkan penanganan operasi ortopedi (bedah tulang) dan bedah syaraf bagi para korban. Dalam situasi bencana seperti ini, jumlah korban terbanyak paling membutuhkan penanganan ortopedi dan trauma,” kata Ketua PDEI sekaligus Sekjen PABOI dr Moh Adib Khumaidi SpOT.
Tim medis IDI terus membutuhkan tambahan tenaga medis, ortopedi, bedah saraf, obgyn, pediatrik (anak), serta tambahan alat medis darurat, persediaan obat-obatan semakin menipis serta ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit rujukan.
Evakuasi jenasah korban bencana di area terdampak sedang dan terus dilakukan oleh para relawan bencana bersama TNI dan Polri.
Perlu diketahui, total korban saat ini masih terus bertambah: sekitar 170 orang meninggal dunia, sekitar 800 korban luka-luka dan sekitar 30 orang masih berstatus hilang.
Untuk korban luka-luka yang sudah tertangani, sebagian sudah pulang atau dirujuk untuk penanganan lebih intensif, sebagian masih dirawat di posko medis dan RS setempat. *[ TI ] ??