Di Kabupaten Lebak Terdapat 73 BUMDes Dibekukan

SINARBANTEN.COM, Lebak – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Lebak mencatat, sebanyak 73 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) saat ini dalam kondisi tidak sehat. Pengelolaan BUMDes tersebut terpaksa dibekukan.

Kepala seksi Bina Usaha Lembaga Ekonomi Masyarakat Desa (Binus LEMD) DPMD setempat, Norriyatna mengatakan, jumlah total keseluruhan sebanyak 227 BUMDes yang terbentuk. Sebanyak 166 BUMDes baru melakukan usaha rintisan dengan penyertaan modal tahun 2017, dan 61 di antaranya berjalan dengan penyertaan modal tahun 2015 dan 2016.

“Dari jumlah itu, ada 62 BUMDes yang sehat. Sedangkan BUMDes yang tidak sehat karena gagal usaha 68 unit, dan BUMDes tidak sehat karena diduga adanya penyelewengan lima unit,” kata Norriyatna, Jumat (23/11/2018).

Menurutnya, untuk yang masih sehat hingga saat ini masih tetap berjalan. Meskipun memang perkembangan usaha yang dikelola BUMDes masih cukup stagnan. Ini akan terus menjadi bahan evaluasi pihaknya, agar bagaimana caranya keberadaan BUMDes bisa terus berkembang.

“Kalau yang tidak sehat itu, karena pengurusnya tidak sehat. BUMDes tidak kreatif dan beberapa faktor lainnya,” ujarnya.

BUMDes yang dinyatakan tidak sehat itu, kata dia, untuk sementara akan dibekukan. Selain itu, akan dilakukan juga pertanggungjawaban oleh pengurus, yang harus dilakukan melalui Musyawarah desa (Musdes).

“Harus dipertanggungjawabkan dulu melalui Musdes. Hasil Musdes nanti yang menentukan, karena pertanggungjawaban keuangan Bumdes adalah direktur Bumdes,” ucapnya.

Ia menjelaskan, dana penyertaan modal BUMDes bervariatif bergantung bagaimana desa yang menentukan. Artinya, pihak dinas tidak menentukan untuk nominalnya, karena itu merupakan otonomi desa.

“Termasuk target pendapatan atau Pades, itu juga pihak ditentukan dari hasil Musdes. Tapi yang terpenting target Pades masuk,” tuturnya.

Untuk saat ini, sambung dia, jenis usaha andalan yang dikelola BUMDes kebanyakan bergerak pada bidang jasa dan perdagangan. Di Desa Darmasari misalnya, usaha BUMDes mengelola sampah, dan di Desa Cirendeu BUMDes-nya mengelola pemanfaatan air laut menjadi air mineral. Sedangkan di Desa Warung Banten, mengelola usaha konveksi, Desa Sawarna bergerak di bidang jasa agen BNI Link, dan Desa Cibadak jasa usahanya pada perbengkelan. *[ HGR ] ??